OLIGARI Bertentangan dengan Cita-cita Bung Karno

PORTAL AGARA

- Redaksi

Selasa, 11 Juni 2024 - 15:22 WIB

6029 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

YOGYA || Bertempat di Limasan Kopi_1733 Patangpuluhan, Yogyakarta digelar Peringatan 123 Tahun Bung Karno, kemarin.

Acara dihadiri perwakilan alumni GSNI, Eksponen GPM 78, KBM (Keluarga Besar Marhaenis), GMNI, GPM (Gerakan Pemuda Marhaenis) CLS, Relawan Garda Merah Putih For Ganjar, Koncone Ganjar, ARJB dan lainnya.

Melalui keterangannya, Senin (10/6), selaku narasumber, Prof Tadjoedin Noer Effendi mengungkapkan kesedihannya dengan kondisi Indonesia yang saat ini mengarah ke oligarki politik, diarahkan untuk kembali ke semangat Marhaenisme yang diusung dari faunding fathers bangsa Indonesia Soekarno (Bung Karno).

Marhaenisme adalah bentuk nasionalisme yang berfokus pada pembelaan hak-hak dan kepentingan rakyat kecil (kaum marhaen), agar merdeka dan bebas dari sistem yang menindas.

“Dalam sistem pemerintahan Indonesia saat ini berjalan pemerintahan bersifat oligarki, di mana kekuasaan terpusat pada sekelompok kecil individu atau keluarga yang kaya sistem pemerintahan. Oligarki menimbulkan kerugian bagi rakyat,” tegas Prof Tadjoedin Noer Effendi.

Oigarki lanjutnya, membawa beberapa implikasi dalam kehidupan bernegara yaitu kekuasaan terpusat: kekuasaan, kontrol ekonomi berada di tangan segelintir orang atau keluarga.

“Kebijakan sering dibuat untuk kepentingan kelompok penguasa dengan keterbatasan partisipasi politik,” jelasnya.

Tampil juga dosen muda Diasma Swandaru dengan moderator Pedro Indarto, pembacaan puisi yang mengkritik kondisi bernegara saat ini.

Selanjutnya, Ketua Panitia yang juga perwakilan alumni GMNI, Bambang Praswanto, perwakilan alumni GSNI Ariadjie Sanjoto, perwakilan GPM eksponen 82 Heryos Soekamto/Budi, perwakilan Keluarga Besar Marhaenis Yogyakarta Sulistyo mengeluarkan pernyataan sikap meleburkan diri dalam setiap pergerakan yang memperjuangkan tegak berdirinya nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan di Indonesia.

“Mendorong dan terlibat secara aktif, tumbuh dan kuatnya gerakan perlawanan terhadap aksi pembodohan dan pemiskinan, baik itu yang dilakukan secara individu, kelompok, maupun yang bersifat sistemik. Menentang dan melakukan perlawanan aktif pada praktik kekuasaan yang hanya diperuntukkan kepada kepentingan kelompok/golongan (Oligarki),” tandasnya. (Red).

Berita Terkait

The Joy of Solo Travel: Tips and Inspiration for Adventuring Alone

Berita Terkait

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 23:40 WIB

Pertemuan Dharma Wanita Lapas Perempuan Kelas IIA Bandung Dimeriahkan Dengan Arisan dan Doorprize

Rabu, 9 Oktober 2024 - 00:38 WIB

Lapas Perempuan Bandung Tingkatkan Pengawasan Melalui Evaluasi dan Penerapan SOP

Senin, 7 Oktober 2024 - 17:41 WIB

Kakanwil Maju Amintas Siburian Optimis Bawa Kanwil Kalteng Menuju WBBM

Senin, 7 Oktober 2024 - 02:44 WIB

Kaesang Pengarep Putra Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo Siap Turun Gunung Memenangkan Pasangan Bintang – Faisal Nomor Urut 4

Rabu, 2 Oktober 2024 - 23:36 WIB

Optimalisasi Dapur dan Poliklinik, Lapas Perempuan Bandung Studi Tiru ke Lapas Kelas IIA Garut

Selasa, 1 Oktober 2024 - 11:55 WIB

Kemenkumham Kalteng Komitmen Jaga Nilai Pancasila di Hari Kesaktian Pancasila 2024

Senin, 30 September 2024 - 19:49 WIB

Dihadiri Kalapas Perempuan Bandung Yekti Apriyanti, Sinergi dengan Aparat Hukum adalah Kunci Pemasyarakatan Maju

Minggu, 1 September 2024 - 10:54 WIB

Kakanwil Kemenkumham Kalteng Maju Amintas Siburian Saksikan Serah Terima Kalapas Kelas IIB Pangkalan Bun

Berita Terbaru